Syaikh Yusuf al-Makassari yang mempunyai reputasi internasional pada abad ke tujuh belas, di dalam bukunya ‘Sirrul Asrar’ mengungkapkan, inti ajaran para nabi-nabi adalah ma’rifatullah. Inti ma’rifatullah adalah akhlak, dan inti akhlak adalah silaturahim. Adapun inti silaturahim adalah menggembirakan orang lain. Inilah tugas para nabi-nabi, teristimewa Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil alamîn (rahmat bagi semesta alam).
“Lalu bagaimana yang dikatakan Rahmatan Lil’ alamin dalam kondisi politik Indonesia saat ini?” Terlepas dari kita harus senantiasa menggali nilai-nilai yang diteladani oleh Rasulullah saw.
Penampakkan diri sosok Satria/Pemimpin sejati yang Rahmatan Lil’ alamin itu sangat didambakan oleh umat di akhir zaman saat ini. Pemimpin sejati bukan seperti meteor terjatuh dari luar angkasa atau datang dari dunia antah berantah, atau sosok yang tiba-tiba muncul dari dalam gua, gunung atau hutan belantara. Atau sosok kemunculannya direpresentasikan oleh pencitraan berupa pajangan baliho-baliho tebar pesona di sepanjang jalan, bagi-bagi sembako, atau lewat hasil simulasi rilisan survei partisipan, atau dari deklarasi relawan pendukungnya.
Menurut Ketua DPC PBB Kota Pekanbaru Beni Maulana , " sosok Yusril Ihza Mahendra adalah sosok yang tepat untuk didukung sebagai pemimpin yang sejati di saat - saat seperti ini, cocok untuk kita usung dipemilihan capres dan cawapres 2024'.
" Saya yakin beliau adalah orang yang tepat untuk didukung karena di samping background ilmu yang mungkuni juga memiliki sifat-sifat yang baik, sifat -sifat seorang satria sejati ada dalam diri seorang Yusril Ihza Mahendra" Ujar Beni Maulana.(EK)***
0 komentar:
Posting Komentar